🥏 Mengikuti Acara Acara Keagamaan Sesuai Dengan Agamanya
Telahmengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya. 3. Dapat menjelaskan salah satu contoh bentuk toleransi antar umat beragama 4. Islam - Dapat menghafal dan menyebutkan 8 macam doa harian dan 8 macam surat- surat pendek - Dapat menceriterakan sejarah Nabi Muhammad SAW - Selalu melaksanakan Shalat Jumat.
Mengikutiacara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya. 28. Berperan aktif dalam penyelenggaraan kegiatan keagamaan baik dalam Gerakan Pramuka maupun di masyarakat - Demonstrasi- Praktek dan mengikuti peringatan hari - hari besar agama sesuai agamanya masing - masing. 29. Dapat menyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia serta nama tempat
ContohSusunan Acara Keagamaan, Seminar, dan Resmi - Sebuah acara tidak akan berjalan dengan lancar dan rapi jika tidak di lengkapi dengan susunan acara lantas Bagaimana Susunan acara yang baik dan benar ? baca artikel ini sampai selesai. Susunan Acara dapat berupa text yang di bacakan dan di bawakan oleh seorang MC ( pembawa acara ) atau bisa juga melalui lisan dengan sayrat harus 100% hafal
Mengikutiacara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya. Indikasinya : Ikut serta pada acara-acara keagamaan yang dibuktikan dengan buku catatan. Indikasinya : Pernah mengikuti kegiatan penghijauan di lingkungan atau daerahnya dan merawatnya. 8. Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak.
Mengikuti Acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya - Mengikuti acara-acara keagamaan dengan membuat laporan singkat kegiatan yang diikuti - Dapat menjelaskan bentuk toleransi beragama antar umat beragama dilingkungannya. 1. Islam - Dapat menyebutkan, membaca dan menghafalkan serta memimpin 8 doa harian secara baik dan benar diahadapan
Selalutaat menjalankan ibadah sesuai agamanya dan mengingatkan orang lain untuk beribadah. 2. Telah mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya. 3. Rajin dan giat mengikuti latihan Pasukan Penggalang sekurang-kurangnya 10 kali latihan berturut-turut. 14.
d1KBcT. 1. Mengikuti acara-acara keagamaan sesuai dengan agamanya. Indikasinya Ikut serta pada acara-acara keagamaan yang dibuktikan dengan buku catatan 2. Membuat laporan singkat kegiatan keagamaan yang diikutinya. Indikasinya Dapat membuat laporan singkat tentang kegiatan keagamaan yang telah diikuti. 3. Dapat menjelaskan bentuk toleransi beragama antar umat beragama di lingkungannya. Indikasinya Mampu menceritakan tentang bentuk toleransi beragama dan antar umat beragama dilingkungannya 4. Agama Islam. Indikasinya Dapat menyebutkan, membaca, dan menghafalkan serta memimpin 8 doa harian secara baik dan benar di hadapan regunya 5. Dapat melaksanakan dan memimpin diskusi regu. Indikasinya Pernah memimpin diskusi di regunya. 6. Dapat menyebutkan ciri-ciri pengendalian emosi diri. Indikasinya Mampu menjelaskan ciri-ciri pengendalian emosi diri. 7. Melakukan kegiatan penghijauan di lingkungannya atau di daerah lainnya serta telah menanam dan merawat tanaman penghijauan. Indikasinya Pernah mengikuti kegiatan penghijauan di lingkungan atau daerahnya dan merawatnya 8. Dapat menjelaskan tentang hak perlindungan anak. Indikasinya Pernah menceritakan tentang hak perlindungan anak di depan regunya. 9. Ikut serta dalam kegitan lomba tingkat dan lomba-lomba pramuka penggalangdi gugus depan dan kwartir. Indikasinya Pernah mengikuti kegiatan lomba tingkat. 10. Dapat menyebutkan tanda pengenal pada seragam pramuka. Indikasinya Mampu menyebutkan tanda pengenal pada seragam pramuka dengan benar. 11. Dapat membuat struktur pemerintahan dari tingkat kelurahan hingga RT di tempat tinggalnya. Indikasinya Dapat membuat bagan struktur organisasi tingkat kelurahan sampai RT di tempat tinggalnya. 12. Dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam satya dan darma pramuka penggalang. Indikasinya Dapat menyebutkan Tri Satya golongan penggalang. 13. Rajin dan giat mengikuti latihan pasukan penggalang sekurang-kurangnya 10 kali berturut-turut. Indikasinya Aktif mengisi absensi kehadiran selama 10 kali berturut-turut. 14. Dapat menjelaskan dan melaksanakan cara member salam pramuka. Indikasinya Pernah menjelaskan tentang salam pramuka kepada regunya. 15. Dapat menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya. memahami UU. No 24 Tahun 2009 Indikasinya Pernah menjelaskan sejarah bendera merah putih dan perlakuannya di pasukan. 16. Dapat menjelaskan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dan perlakuannya. Indikasinya Pernah menjelaskan sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya dihadapan pasukannya. 17. Dapat menjelaskan lambang Negara dan perlakuannya. memahami UU. No 24 Tahun 2009 Indikasinya Pernah menjelaskan tentang lambang Negara RI dihadapan pasukannya. 18. Selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Indikasinya Selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam setiap pertemuan penggalang. 19. Memiliki tabungan atas nama pribadi dan aktif menabung secara rutin. Indikasinya Memiliki buku tabungan dan setia membayar iuran regunya. 20. Dapat mengoperasikan dan merawat salah satu teknologi informasi. Indikasinya Mampu mengoperasikan telepon seluler atau komputer. 21. Dapat mengolah sampah serta mempraktikkan cara pengolahan. Indikasinya Dapat memilah golongan sampah basah dan kering 22. Dapat melakukan proses penjernihan air secara sederhana. Indikasinya Mampu mempraktikkan proses penjernihan air secara sederhana. 23. Dapat membuat beberapa jenis pioneering. Indikasinya Mampu membuat salah satu jenis pioneering dengan simpul dan ikatan yang benar, seperti a Rak piring b Meja makan c Tiang jemuran d Menara kaki tiga 24. Dapat menggunakan kompas dan membuat peta pita, menaksir kecepatan arus dan kedalaman. Indikasinya Mampu menunjukkan 16 arah mata angin dengan menggunakan kompas. 25. Dapat membuat dan menerjemahkan sandi, menerima berita dengan menggunakan bahasa morse dan semaphore. Indikasinya Dapat menerima berita dengan menggunakan bahasa morse dan semaphore. 26. Selalu berpakaian rapih di setiap saat memelihara kesehatan dan kebersihan diri dan lingkungannya. Indikasinya Selalu menggunakan pakaian pramuka yang bersih dan rapih serta sesuai dengan peraturannya. 27. Dapat memimpin regunya untuk baris-berbaris. Indikasinya Mampu memberi aba-aba ditempat dengan baik dan benar, seperti , a Siap b Istirahat di tempat c Hadap kanan d Hadap kiri e Balik kanan f Lencang kanan g Lencang depan 28. Tahu peraturan permainan 3 cabang olahraga yang dipilihnya dan dapat melakukan salah satu yang dipilihnya. Indikasinya Mampu melakukan 3 jenis cabang olahraga yang berbeda serta tahu cara permainannya. 29. Mengetahui ciri-ciri fisik perubahan tubuh pada dirinya dan faham akan norma-norma pergaulan. Indikasinya Dapat menjelaskan adanya perbedaan perkembangan fisik tubuh. 30. Dapat menunjukkan jadwal kegiatan fisik dan gerakan tubuh yang dilakukannya setiap hari. Indikasinya Melakukan aktivitas fisik setiap hari sedikitnya 45 menit.
Acara ini disesuaikan dengan agama yang dianut oleh kedua pengantin. 4. Acara mangan di alaman makan bersama di halaman. Selesai acara keagamaan diadakanlah makan bersama di halaman rumah pihak perempuan setelah terlebih dahulu parhobas pelayan membagikan nasi dan daging serta air minum. Dalam acara ini pihak laki-laki dan pihak perempuan mempunyai tempat tersendiri. Pihak laki-laki bersama undangannya berada dalam satu kelompok dan pihak perempuan beserta undangannya berada dalam satu kelompok lain. Acara mangan di alaman merupakan simbol kebersamaan antara kedua belah pihak, baik pihak laki-laki maupan pihak perempuan beserta keluarga besar. 51 5. Pasahathon dekke parboru penyampaian ikan oleh pihak perempuan. Setelah acara makan dimulai, maka pihak orang tua pengantin perempuan beserta famili terdekat menyampaikan dekke ikan mas kepada pihak laki-laki. Dekke ikan mas ini sebagian diberikan kepada pengantin dan sebagian lagi kepada famili terdekat dari pihak laki-laki. Upacara pemberian simbol ikan ini melambangkan sarana pemberian pasu-pasu berkat kepada pengantin perempuan oleh orang tua dan hula-hula pemberi gadis beserta kerabat pihak pengantin perempuan. 6. Manjalo tumpak paranak menerima sumbangan. Sehabis makan bersama maka protokol dari pihak laki-laki memanggil undangan pihak laki-laki, karena pihak laki-laki segera akan mengadakan acara papungu tumpak mengumpulkan sumbangan. Semua undangan yang menyampaikan tumpak sumbangan meletakkan sumbangannya pada sebuah baskom besar yang terletak di depan pengantin dan orang tua pengantin laki-laki. Setelah memberikan sumbangan pengantin dan pihak laki-laki disalami dan pada saat itulah pihak laki-laki mengenal para penyumbang sambil mengucapkan terima kasih. 7. Mambagi parjambaron pembagian berkat berupa daging Setelah pihak laki-laki dan perempuan berhadap-hadapan di halaman rumah pihak perempuan, diangkatlah namar goar/jambar berkat berupa daging ke tengah-tengah mereka masing-masing diadakanlah musyawarah bagaimana pembagian berkat daging tersebut untuk pihak 52 laki-laki dan perempuan. Sesudah musyawarah dibagikanlah daging itu kepada orang-orang yang berhak menerimanya. 8. Masisesaan di alaman membicarakan mas kawin yang tinggal. Selesai pembagian namar goar daging, kemudian masuk ke acara masisesaan bertanya-jawab atau mangkatai membicarakan mas kawin yang tinggal. Dalam pembicaraan ini pihak perempuan dan pihak laki-laki masing-masing mempunyai raja parhata protokol. Protokol inilah yang langsung bertanya jawab, tetapi bila ada hal-hal yang sulit baru ditanyakan kepada pihak perempuan dan pihak laki-laki. Inti pembicaraan ini adalah, pihak laki-laki menyampaikan jambar hepeng uang kepada pihak perempuan 9. Mangalehon ulos dohot mandar hela pemberian ulos dan sarung pengantin laki-laki oleh pihak perempuan. Selesai pihak laki-laki memberikan jambar hepeng berkat uang kepada pihak perempuan, maka pihak perempuan pun mempunyai kewajiban memberikan ulos kepada pihak laki-laki. Setelah ulos disediakan pihak perempuan, maka protokol pihak laki-laki menyebut satu per satu siapa yang akan diberikan ulos, yang telah tertentu urutannya. Untuk ini pihak perempuan langsung berdiri untuk menyematkan ulos tersebut dengan cara dari kiri ke kanan yang memberikan ulos. Ulos yang diharuskan ialah a. Ulos hela atau ulos pengantin berupa ulos ragi sibolang/ragi hotang untuk pengantin. b. Ulos panggomgom untuk ibu pengantin laki-laki. c. Ulos pansamot untuk ayah pengantin laki-laki. 53 d. Ulos paramanan untuk seorang saudara ayah pengantin laki-laki. e. Ulos tutup ni ampang, untuk salah seorang boru pihak laki-laki yang menjinjing ampang bakul tempat nasi atau sibuha-buha i. Selain ulos hela dan ulos boru yang diterima pengantin, maka famili terdekat dari pihak perempuan juga menyampaikan ulos kepada pengantin sehingga kadang-kadang pengantin menerima ulos sampai lima puluh buah. Kemudian pihak laki-laki meminta lagi ulos naso ra buruk atau pausean yang tidak akan rusak yakni sawah atau ladang. Ulos naso ra buruk yang tidak akan rusak ini bisa saja tidak dikabulkan, sebab hal itu bergantung kepada besarnya mas kawin dan keadaan pihak perempuan. Selain pemberian ulos, orang tua pengantin perempuan juga memberikan mandar hela sarung pengantin laki-laki kepada pengantin laki-laki. Maksud pemberian sarung ini adalah agar pengantin laki-laki tersebut rajin mengikuti acara-acara adat. raja huta menyambut raja huta dan acara penutup Selesai memberikan ulos, pihak perempuan dan pihak laki-laki memberi upa domu-domu uang jasa perantara kepada orang yang berjasa mempertemukan kedua belah pihak. Sebagai penutup hadirin mengucapkan horas tiga kali, maka selesailah pesta unjuk pesta peresmian perkawinan. c. Upacara-Upacara Sesudah Perkawinan Pasca Perkawinan Upacara-upacara sesudah perkawinan pada masyarakat Batak Toba ada dua bagian yaitu paulak une berkunjung dan maningkir tangga ni boru melihat rumah pengantin baru. 54 1. Paulak une berkunjung. Beberapa hari sesudah pesta kawin berlalu, pihak laki-laki dan pengantin yang sudah resmi menjadi pasangan suami - istri beserta beberapa orang famili terdekat berkunjung ke rumah orang tua pihak perempuan yang disebut paulak une atau mebat berkunjung, yakni kunjungan resmi pertama setelah pesta kawin. Paulak une berkunjung ini harus terlebih dahulu diberitahukan kepada pihak perempuan agar mereka juga bersedia dan berada di tempat bila pihak laki-laki datang. Makanan yang dibawa pada waktu mebat berkunjung ini ialah lomok-lomok babi/kambing, nasi dan tuak nira lengkap dengan namargoar. Dalam upacara paulak une berkunjung ini pun pihak laki-laki dan perempuan masing-masing mempunyai protokol agar upacara tersebut berjalan dengan baik menurut adat. Selesai paulak une berkunjung pasangan suami istri ini sudah bebas keluar masuk rumah tersebut. 2. Maningkir tangga ni boru melihat rumah pengantin baru. Maningkir tangga ni boru melihat rumah pengantin baru ialah melihat rumah tempat anak, artinya pihak orang tua pengantin perempuan datang berkunjung ke tempat tinggal anak menantunya. Biasanya setelah paulak une berkunjung pengantin baru itu dipajae disuruh mandiri oleh orang tua pengantin laki-laki. Untuk itu orang tua laki-laki memberikan modal baik berupa uang atau pun tanah untuk diusahakan oleh pengantin baru ini. Hal ini masih tetap terjadi sampai sekarang bagi sebagian masyarakat Batak Toba. 55 Orang tua pengantin perempuan berkunjung ke rumah anak dan menantunya untuk mengetahui bagaimana kehidupan mereka sebenarnya, untuk ini dibawalah dekke simudurudur ikan mas beserta nasi. Tetapi kunjungan ini harus diberitahukan terlebih dahulu agar orang tua pihak laki-laki bersedia menyambut kunjungan orang tua pihak perempuan. Pihak laki-laki harus menyediakan lomok-lomok babi/kambing, nasi dan tuak minuman yang terbuat dari nira lengkap dengan namargoar. Hal ini masih kewajiban orang tua pihak laki-laki sebab pasangan suami-istri yang baru manjae belajar mandiri masih belum mampu menghadapinya. Isi dalam acara maningkir tangga ni boru melihat rumah pengantin baru ialah tentang kunjungan dan terutama adalah memberi nasehat-nasehat kepada pasangan suami-istri tersebut, agar rajin-rajin bekerja, tabah, dan berkelakuan baik/sopan pada orang tua serta pada famili. Pihak perempuan mengharapkan agar pihak laki-laki tetap membimbing pasangan suami-istri baru itu dalam berumah tangga. Adapun tahapan adat perkawinan yang dikaji dalam penelitian ini adalah pada tahapan pemberian benda adat atau simbol oleh orang tua pengantin perempuan kepada kedua pengantin yaitu pada tahapan pelaksanaan perkawinan tepatnya pada tata cara yang kelima pasahathon dekke parboru penyampaian ikan oleh pihak perempuan dan pada tata cara yang kesembilan mangalehon ulos dohot mandar hela pemberian ulos dan sarung pengantin laki-laki oleh pihak perempuan. Pada tahapan pasca perkawinan yaitu pada tata cara paulak Une kunjungan yang dilakukan oleh pihak laki-laki beserta pengantin ke rumah pihak perempuan dan pada tata cara maningkir tangga ni boru kunjungan yang 56 dilakukan oleh pihak perempuan ke rumah pihak laki-laki untuk melihat keadaan pengantin baru. Benda adat yang diberikan pada keempat tata cara tersebut berupa dekke ikan mas, mandar hela sarung pengantin/menantu laki-laki, ulos hela ulos pengantin/menantu laki-laki, dan boras beras. Falsafah Dalihan Na Tolu Dalihan Na Tolu secara harfiah adalah tungku nan tiga yang merupakan lambang jika diasosiasikan dengan sistem sosial Batak yang mempunyai tiga tiang penopang yaitu Hula-hula, Dongan Tubu, dan Boru. Arti kata ini secara berturut-turut adalah 1 Pihak pemberi Pihak yang Pihak penerima gadis. Dalam Depdikbud 1987 15 menyebutkan Dalihan Na Tolu tungku nan tiga yang terdiri dari Hula-hula pemberi gadis, Dongan Tubu saudara semarga, dan Boru penerima gadis, yang mempunyai falsafah sebagai berikut a. Somba marhula-hula, artinya hormat kepada Hula-hula atau pemberi gadis wife giving party. Sikap somba hormat yang ditetapkan terhadap hula-hula pemberi gadis didasarkan kepada pemikiran bahwa putri hula-hula pemberi gadis adalah ibu yang melahirkan keturunan yang disebut hagabeon keturunan dalam bahasa Batak. Karena hula-hula pemberi gadis telah dianggap sebagai pangkal atau sumber hagabeon keturunan yang banyak yang akan meneruskan garis keturunan, maka sikap sembah atau hormat kepada hula-hula pemberi gadis mutlak dilakukan. b. Manat mardongan Tubu, artinya hati-hati bersaudara laki-laki atau saudara/ teman semarga. Sikap manat atau hati-hati terhadap dongan tubu saudara semarga dapat disejajarkan dengan ungkapan “benang jangan terputus, 57 tepung jangan terserakâ€. Dongan tubu adalah orang-orang yang satu marga, diikat kesatuan hubungan darah dan merupakan kesatuan keturunan leluhur yang mewariskan marga kepada mereka. Oleh karena itu hubungan dengan teman semarga harus dijaga. c. Elek marboru, artinya membujuk kepada anak boru atau penerima gadis wife receiving party. Sikap elek lemah- lembut dan bujuk rayu kepada boru penerima gadis didasarkan kepada suasana kasih sayang yang biasa diterima seorang putri dari orang tuanya sebelum menikah. Menyadari perasaan tersebut, maka tua-tua pendahulu telah menetapkan sikap elek atau lemah-lembut dan bujuk rayu sebagai kepatutan menghadapi boru penerima gadis. Selain sikap, tutur kata terhadap boru penerima gadis hendaknya dijaga agar selalu menyenangkan hati. 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
mengikuti acara acara keagamaan sesuai dengan agamanya